Rabu, 19 Maret 2014

PAOLO MALDINI VS CURVA SUD MILANO ???

Mei 2009, laga terakhir  Sang bandiera Paolo Maldini di San Siro. Ada sekitar  70.000 milanisti hadir untuk  melepas pahlawan mereka. Hari itu hampir setiap fans memegang syal mereka masing-masing untuk merayakan akhir karir yang luar biasa dari Sang Kapten. Bahkan pemain AS Roma, lawan Milan saat itu memasuki lapangan dengan mengenakan kaos bertuliskan “GRAZIE PAOLO”. Saat pemain berbaris untuk berfoto, Paolo memberi salam kepada keluarganya yang hadir di tribun. Suasana samgat emosional waktu itu, sejenak Paolo melirik ke arah Andrea Pirlo yang mulai menitikkan air matanya. Paolo berkata pelan kepadanya, “Teman, ayolah jangan menangis sekarang!!”. Memang saat itu belum saatnya untuk bersedih, laga lawan AS Roma harus dimenangkan agar Milan bisa lolos ke zonaChampions League. Secara umum ini adalah sebuah laga penting buat Milan. Tapi, justru di saat momen magis dan penting inilah, Curva Sud  Milano fans paling fanatik dan loyal Milan memutuskan untuk bersikap berbeda. Pada laga itu CsM memasang sebuah banner besar dengan kalimat yang sangat kontroversial dan menohok.


Banner  CsM : “GRAZIE KAPTEN, DI LAPANGAN  KAMU SANG JUARA TAPI KAMU KURANG MENGHORMATI ORANG-ORANG YANG MEMBUATMU KAYA RAYA”. Yang dimaksud CsM tentu adalah mereka merasa bahwa Paolo Maldini kurang menghormati para ultras. Sebagian keecil fans menodai perayaan sebuah akhir karir fenomenal. salah satu duta terhebat sepakbola, teladan fair play.

Laga akhirnya kick-off, Milan sempat menyamakkan kedudukan dua kali sebelum akhirnya kalah 2-3. Dan harapan main di Champions League musim berikutnya pun pupus. Kekalahan yang sangat disayangkan, tapi yang lebih menyedihkan adalah episode yang terjadi setelah itu. Begitu peluit akhir berbunyi, para pemain Milan berlari menghampiri Paolo Maldini. Menyalaminya dan memeluknya, begitu juga dengan para pemain AS Roma. Mungkin karena sakit hati, Paolo maldini tadinya enggan melakukan lap of honor, tapi setelah dibujuk pemain lain akhirnya Paolo maldini mau melakukannya.

Paolo Maldini berlari mengelilingi lapangan menyapa fans. Ketika menghampiri Curva Sud, para ultras membentangkan banner kedua yaitu “SELAMA 25 TAHUN KARIRMU, KAMU MENERIMA PUJIAN DAN TERIMA KASIH DARI ORANG-ORANG YANG KAU CAP SEBAGAI MATA DUITAN DAN GEMBEL. Banner (striscioni) adalah bagian dari budaya ultras, biasanya ditujukkan untuk mengkritik manajemen klub, bukan pribadi. Namun Paolo Maldini adalah pengecualian bagi ultras CSM. Mereka benar-benar ingin “meluruskan masalah” secara personal. 


Tidak cukup hanya dua banner itu, ultras CSM mengorek luka lebih dalam ke dada Paolo maldini dengan membentangkan jersey raksasa No. 6 milik Franco Baresi. Dalam situasi normal memang tidak ada salahnya memasang jersey raksasa No. 6 Baresi, tapi di laga perpisahan Paolo Maldini?? Paolo maldini makin tersentak, terluka. Dengan tatapan tajam ke arah curva sud, Paolo bertepuk tangan dan mengacungkan jempolnya. Tepat di momen menyedihkan itu Paolo bahkan spontan bergumam “Figli diputtane” (sons of bitches) ke arah Curva sud. Setelah laga ditanya tetntang insiden itu Paolo berkomentar “AKU BANGGA BAHWA AKU BUKAN SALAH SATU DARI MEREKA”

Jurnalis Gazzetta dello sport mencoba mencari tahu ada motif apa dibalik perlakuan tidak terhormat CSM terhadap Paolo Maldini. Pemimpin ultras CSM, Giancarlo Lombardi : “MALDINI JARANG MENUNJUKKAN RASA HORMAT KEPADA KAMI DI MASA LALU. KAMI INGIN MELURUSKAN MASALAH”. Sebenarnya apa itu??

Kembali ke 2005, saat Milan secara mengejutkan kalah dari liverpool setelah unggul  3-0 dibabak pertama Final Champions League di Instanbul. Saat Milan kembali dali Instanbul, di airport Malpensa mereka dihampiri oleh beberapa fans, meminta para pemain untuk minta maaf kepada mereka. Pada saat itu , Paolo Maldini mewakili pemainnya lainnya menghardik para fans itu (CSM-red) dan memanggil mereka mata duitan dan gembel. Kenapa Paolo Maldini mencap para ultras CSM itu dengan sebutan mata duitan? Alasannya adalah diduga keras sebelum laga Milan vs Liverpool, CSM menjual jatah tiket mereka (lebihan-red) dengan harga mahal kepada fans Liverpool. Paolo berpendapat idealnya CSM menjual tiket itu kepad sesama milanisti, meski dengan harga standar. Selain itu, Paolo juga merasa bahwa dengan sikap tercela mereka itu, para ultras tidak pantas mendapat ucapan maaf dari para pemain Milan.

Instanbul 2005 baru insiden pertama awal permusuhan CSM dengan Paolo Maldini. Insiden kedua terjadi pada tahun 2007 di Athena. 2007 di Athena, Milan vs Liverpool (lagi). Milan berhasil balas dendam kepad Liverpool dengan kemenangan 2-1, apa yang terjadi dibalik itu?? Di Athena banyak ultras yang bermasalah dengan polisi dan mereka gondok karena Paolo Maldini memutuskan untuk tidak turut campur masalh mereka. Setelah insiden Malpensa tahun 2005, rasanya keputusan Paolo untuk tidak ikut campur masalh ultras CSM sangat bisa dimengerti. Kecewa dengan sikap Paolo, ultras CSM marah. Mereka memboikot laga SuperCup Eropa (vs Sevilla) di Monaco. Milan menang 3-1. Tidak cukup sampai disitu, marahnya ultras CSM berlanjut sampai beberapa bulan untuk laga kandang Milan pada musim 2007-2008. Mereka absen !!

Setelah laga vs Roma (2009) Paolo berkata ke Gazzetta : “AKU TIDAK TAHU KENAPA MEREKA MEMUTUSKAN UNTUK MEMPERPANJANG MASALAH  ITU SAMPAI SEKARANG”. “AKU MEMANG TIDAK PERNAH PUNYA HUBUNGAN DEKAT DENGAN FANS, TAPI SAMA SEKALI BUKAN KARENA AKU SOMBONG”. “MUNGKIN AKU TERLALU FOKUS PADA PENAMPILAN DI LAPANGAN, KURASA MEREKA MENGANGGAP INI SEBUAH KESOMBONGAN”. Dan ketika ditanya tentang komentar kerasnya setelah laga vs Roma, Paolo masih tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak pantas dipermalukan seperti itu. “RESPONKU BERDASAR NALURI ATAS TINDAKAN YANG SUDAH DIRENCANAKAN SELAMA BERHARI-HARI, BERBULAN-BULAN, MUNGKIN BERTAHUN-TAHUN”. “AKU TIDAK SEMPAT BERPIKIR PANJANG SAAT ITU. AKU SEDANG TERLUKA”.

Tapi ada lagi hal yang menyakitkan paolo maldini , pihak klub ternyata tidak mengambil tindaakan apapun atas perilaku CSM saat itu. “AKU TIDAK SUKA BAHWA KLUB MEMUTUSKAN UNTUK DIAM DALAM MASALAH INI, TIDAK ADA KATA-KATA SOLIDARITAS UNTUKKU”. Paolo Maldini lalu melanjutkan ceritanya kepada Gazzetta dello sport. Ternyata dari dulu dia sudah dimusuhi oleh ultras CSM.

MUSIM 1997-1998, AKU BARU MENJADI KAPTEN SELAMA 6 BULAN, DAN MEREKA MULAI MENGANGGAP BAHWA AKU TIDAK PANTAS MEMAKAI BAN KAPTEN”. “MEREKA MEMASANG BANNER DI DEPAN RUMAHKU. TULISANNYA : KURANGI HOLLYWOOD DAN PERBANYAK KERJA KERAS”. FYI, Hollywood adalah sebuah diskotik di Milanotempat para pemain bola dan selebriti lainnya biasa nongkrong, termasuk Paolo Maldini cs. Tapi Paolo Maldini tidak menanggapi berlebihan insiden banner itu. Dia malah mencoba mengambil pelajaran dari situ.

Setelah insiden pelecehan itu, simpati malah datang dari pihak di luar klub untuk Paolo Maldini dari komunitas sepakbola dunia. Pep guardiola salah satunya, ia memdedikasikan gelar UCL Barcelona (setelah menang atas MU) untuk Maldini. Pep Guardiola :”PAOLO DIKAGUMI OLEH SELURUH EROPA. AKU PERSEMBAHKAN KEMENANGAN (LIGA CHAMPIONS) INI UNTUKNYA”. Tidak mau ketinggalan dari Pep atau karena tidak enak hati. Di hari yang sama Andriano Galliani akhirnya menulis surat terbuka kepada Maldini. Begini isi surat adriano galliani kepad Paolo Maldini (untuk mengklarifikasi sikap klub atas insiden dengan ultras CSM. “DEAR PAOLO, AKU BACA WAWANCARAMU DAN AKU MEMAHAMI KESEDIHANMU. KAMU TAHU, AKU JUGA HARUS DIKAWAL SELAMA 2 TAHUN TERAKHIR INI KARENA ORANG ORANG YANG SAMA YANG MENYERANGMU. AKULAH YANG MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK DIAM. BUKAN HANYA KARENA DISARANKAN, TAPI JUGA KARENA AKU YAKIN, DAN MASIH YAKIN BAHWA DIAM ADALAH SENJATA PALING EFEKTIF, DAN AKU TIDAK MAU MELAYANI ORANG-ORANG INI SETELAH APA YANG TERJADI HARI MINGGU LALU. SALAM HORMAT, ADRIANO GALLIANI.

Entah bermula dari insiden ini atau bukan, seperti kita tahu Paolo Maldini denganklub memang kurang ideal. Bisa jadi ini juga alasan kenapa sampai saat ini Paolo Maldini belum juga mendapat tawaran untuk jadi bagian dari manajemen Milan. Karena ultras memusuhi Paolo Maldini, mungkin klub takut kehilangan dukungan Ultras, jika Paolo menjadi bagian dari klub. Mungkin saja !!! kita harap saja semua kekakuan ini bisa segera mencairsecepatnya. Malah di saat peralihan seperti sekarang ini. Klub sangat membutuhkan sosok Paolo maldini.

Kamis, 12 Desember 2013

Dampak Deadlock terhadap dunia



WASHINGTON, KOMPAS.com — Perekonomian global saat ini tengah menghadapi ancaman serius, yakni penutupan Pemerintah AS dan deadlock pagu utang AS.
Untuk tetap dapat beroperasi, Pemerintah AS membutuhkan Kongres agar menyetujui anggaran belanja untuk tahun keuangan fiskal yang dimulai per 1 Oktober. Namun, Republik menahan hal tersebut, yang pada akhirnya berdampak pada penutupan sebagian kantor pemerintahan. Sekarang, Republik juga mengancam untuk menolak menaikkan pagu plafon utang AS yang saat ini mencapai 16,7 triliun dollar AS.
Banyak pihak yang berpikir masalah ini akan dapat diselesaikan dalam jangka pendek. Namun, nyatanya, baik Presiden Barack Obama maupun Partai Republik sama-sama bersikeras tidak akan melakukan negosiasi jika persyaratan yang mereka ajukan tidak diakomodasi.
Jika pagu utang AS tidak dinaikkan, maka Kementerian Keuangan AS akan kehabisan dana tunai setelah 17 Oktober. Apa yang terjadi jika hal tersebut benar-benar terealisasi?
1. Pasar global akan melihat Pemerintah AS sebagai pemerintahan yang berbahaya dan tidak kompeten
Menolak untuk menaikkan pagu utang AS sangat berbeda secara fundamental dengan memangkas anggaran belanja negara. Hal ini seakan-akan mendorong Kementerian Keuangan melakukan dua hal yang kontradiktif, yakni harus menyediakan ratusan miliar dollar AS per bulan untuk melakukan pembayaran dan mencegah Kementerian Keuangan untuk meminjam uang meskipun hal itu sangat dibutuhkan. Peraturan mana yang harus dilakukan Kementerian Keuangan? Hal ini dipercaya akan merusak kepercayaan pasar.

2. Memaksa pemangkasan anggaran akan membunuh proses pemulihan ekonomi
Selama setahun, Kementerian Keuangan AS meminjam sekitar 1 dollar AS dari setiap 5 dollar AS yang digunakan. Dengan demikian, jika pagu utang tidak dinaikkan, maka anggaran yang harus dipotong setara dengan seperlima dari utang saat ini. Bahkan, pemangkasan anggaran dalam jangka pendek harus dilakukan lebih besar lagi karena arus dana yang masuk dan keluar Kementerian Keuangan tidak likuid. Pengetatan anggaran ini akan memukul proses pemulihan ekonomi yang sudah berjalan, apalagi angka pengangguran AS semakin tinggi. 

3. Pemerintah AS kemungkinan gagal membayar utang-utangnya ("default")
Beberapa pihak di Kongres berpikir bahwa pada saat plafon utang AS tidak dinaikkan, bukan berarti pemerintah tidak dapat membayar obligasi senilai 12 triliun dollar AS. Padahal, jika pemerintah tak dapat membayar utangnya, maka hal itu akan menyebabkan default yang dapat memicu keguncangan finansial. Sebelumnya, DPR AS sudah mengesahkan undang-undang untuk mengizinkan Kementerian Keuangan untuk memprioritaskan pembayaran obligasi.
Pelaku pasar sangat menyadari risiko ini. Hal ini terlihat dari tingkat yield obligasi negara dengan masa jatuh tempo pada pertengahan Oktober yang sangat tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya jaminan terhadap kemungkinan default utang AS sudah naik dua kali lipat. 

4. "Default" dapat memicu guncangan ekonomi global
Obligasi AS merupakan fondasi dari sistem finansial AS dan global. Tingkat yield AS menjadi benchmark atau acuan dari tingkat suku bunga pada KPR dan obligasi korporasi.
Adanya kecemasan mengenai kemungkinan kegagalan pembayaran utang AS akan mendorong investor untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi. Hal itu akan menaikkan beban kredit untuk semua pihak—atau membekukan pasar finansial secara bersama-sama. 

5. Masalah fiskal Pemerintah AS akan semakin memburuk
Memang benar bahwa keuangan AS tengah mengalami masalah untuk jangka panjang. Namun, saat ini, Pemerintah AS tengah berupaya keras menangani masalah keuangan dalam jangka pendek. Yang menjadi kekhawatiran, kecemasan investor akan mendongkrak biaya pinjaman pemerintah.